Minggu, 25 November 2012

Penanaman Karakter Kewirausahaan melalui Model Problem Based Learning pada Pembelajaran Ekonomi di SMA


 
Pemahaman Konsep Kewirausahaan
            Beberapa pendapat mengatakan bahwa kewirausahaan identik dengan dunia usaha (berbisnis), diantaranya adalah pendapat Amin, 2008, menurutnya Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, berdaya, bercipta,  berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Berikutnya konsep kewirausahaan menurut Winardi, 2003 adalah seseorang yang membayar dengan harga tertentu untuk produk tertentu, untuk kemudian dijualnya dengan harga yang tidak pasti, sambil membuat keputusan tentang upaya mencapai dan memanfaatkan sumber daya, dan menerima resiko.
            Hingga saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang. Sekarang ini kewirausahaan tidak hanya dipahami dalam sekup bisnis dan hanya dimiliki oleh pengusaha saja, tetapi bisa juga dimiliki oleh setiap orang yang memiliki jiwa aktif, kreatif dan inovatif untuk terus menggali ide-ide baru. Intinya seorang wirausaha adalah mereka yang memiliki karakter wirausaha. Sedangkan karakter wirausaha bisa dimiliki oleh mereka yang bukan seorang wirausaha. Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan,   pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.
            Pendapat dari Suryana, 2011, melihat konsep kewiraushaan dalam makna yang lebih luas. Menurutnya Kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi, oleh sebab itu objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan (ability) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk prilaku.
            Senada dengan pendapat tersebut Prawirokusumo, 1997, mengemukakan bahwa Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup.
           



Pentingnya Karakter Wirausaha
            Karakter wirausaha sangat penting ditanamkan sejak dini. Ibaratnya, itu sebagai bekal sebelum seseorang terjun langsung dalam kehidupan yang lebih nyata. Menurut Geoffey G Meredith seorang wirausaha memiliki ciri-ciri sebagai berikut; Percaya diri, Berorientasi pada tugas dan hasil, Pengambilan resiko, Kepemimpinan, Keorisinilan, Berorientasi ke masa depan, kreatif dan inovatif.
1.      Percaya diri. Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan.
2.      Berorientasi pada tugas dan hasil. Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai‑nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif.
3.      Berani mengambil resiko. Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif.
4.      Kepemimpinan. Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepernimpinan, kepeloporan, dan keteladanan.
5.      Berorientasi ke masa depan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena ia memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, maka selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya.
6.      Kreatif dan Inovatif. kreatif diartikan sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide baru serta menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan mencari peluang.  Sedangkan Inovatif diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup.

Internalisasi karakter wirausaha melalui Model Problem Based Learning
            Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah menurut Major, Claire.H dan Palmer, Betsy, 2001 merupakan  sebuah  pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang siswa untuk belajar. Guru yang menerapkan  pembelajaran berbasis masalah, akan mengajak siswa untuk bekerja dalam tim dan  memecahkan masalah yang bersifat  nyata.
            Model  PBL merupakan  pembelajaran  yang  menyajikan  masalah,  yang  kemudian digunakan  untuk  merangsang  berpikir  tingkat  tinggi  yang  berorientasi  pada masalah.  Masalah  diberikan  kepada  siswa,  sebelum  siswa  mempelajari konsep  atau  materi  yang  berkenaan  dengan  masalah  yang  harus  dipecahkan. Dengan  demikian  untuk  memecahkan  masalah  tersebut  siswa  akan mengetahui  bahwa  mereka  membutuhkan  pengetahuan  baru  yang  harus dipelajari  untuk  memecahkan  masalah  yang  diberikan  ( Wood  dalam Sugalayudhana, 2005 ).
            Pembelajaran dengan model Problem based learning diharapkan mampu merubah paradigma berfikir siswa dari mengingat atau menghafal materi menjadi paham, mampu mengaplikasi, menganalisa dan menemukan solving. Selain itu model berbasis masalah ini juga menggeser pendekatan pembelajaran behavioristik ke pendekatan konstruktivistik serta metakognitiv. Siswa diharapkan mampu mengkonstruksi sendiri pemahaman dan pengetahuannya sesuai dengan pengalaman belajar yang dimiliki. Siswa di ajak untuk berfikir secara kritis dalam menyikapi berbagai fenomena di lingkungan sekitar. Di sini guru berperan sebagai fasilitator dan mediator yang mendampingi siswa dalam belajar. Jelas peran siswa jauh lebih besar dan lebih aktif, itulah yang dinamakan student centre atau pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
           
Tujuan Pembelajaran Problem Based Learning
Melatih siswa untuk berfikir kritis dan mampu memecahkan masalah
Melatih siswa menjadi pembelajar yang mandiri
Melatih siswa untuk mampu mengemukakan pendapat secara lisan
Melatih siswa untuk bekerja sama secara berkelompok, dan mengembangkan rasa sosial
Melatih kepemimpinan siswa
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri yang positif.

Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning sebagai berikut;
1.      Satu kelas di bagi dalam beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari 3- 5 siswa
2.      Guru memberikan suatu kasus untuk dipecahkan
3.      Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk memecahkan masalah tersebut,  bisa di dalam kelas atau di luar kelas
4.      Dalam satu kelompok, mereka memiliki tugas antara lain; membantu memecahkan masalah, menampilkan saran-saran untuk mendiskusikan masalah, menghargai sumbangan pikiran masing-masing anggota, mengembangkan pendapat atas dasar pendapat yang lain.
5.      Kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Contoh studi kasus dalam Pembelajaran Ekonomi.

            Dalam pelajaran ekonomi banyak sekali permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan melibatkan peran siswa secara aktif. Karena ini terkait dengan permasalahan yang bersifat sosial, maka bersifat fleksibel dari berbagai sudut pandang dalam kajian analisisnya. Siswa pun bisa meningkatkan kemampuan berfikir lateral dan menggali dari berbagai sumber serta media apapun sebagai bahan belajar. Pemilihan Model pembelajaran Problem Based Learning sangat sesuai diterapkan untuk menemukan solusi dari setiap kasus yang di munculkan.
            Contoh kasus permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh negara sedang berkembang dan Negara maju. Siswa didorong untuk mencari berbagai penyebab permasalahan ekonomi apa saja yang dihadapi oleh Negara berkembang dan Negara maju, adanya faktor ketergantungan Negara berkembang terhadap Negara maju dan juga sebaliknya, dan menemukan titik terang terhadap permasalahan tersebut. Siswa bisa mencari dari berbagai sumber untuk kemudian bertukar pikiran satu sama lain.
            Berikutnya, permasalahan mengenai inflasi dan  moneter di Indonesia dan berbagai Negara di belahan dunia juga sangat menarik dijadikan studi kasus untuk kemudian dipecahkan bersama.  Mengapa inflasi sering menjadi hantu yang menakutkan bagi banyak Negara tidak terkecuali Negara maju sekalipun, terutama jika inflasi sudah pada tahap hiperinflasi. Kemudian mengapa dalam kebijakan moneter pemerintah melalui Bank Indonesia harus melakukan intervensi untuk mengatur peredaran uang dan seterusnya? Dalam pemecahan kasus seperti ini siswa diajak untuk berfikir tingkat tinggi, berdiskusi antar anggota kelompok. Siswa akan memahami lebih banyak, dari pada sekedar mendengarkan guru berceramah di depan kelas. Pembelajaran akan lebih bermakna.
           
Kelebihan Problem Based Learning (PBL)
-          Memberi kesempatan siswa untuk belajar bekerjasama dan  mengemukakan pendapat.
-          Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan aktif
-          Melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
-          Melatih siswa untuk menggali berbagai ide
-          Melatih kepekaan sosial dengan saling membantu antar anggota kelompok
-          Melatih kepemimpinan siswa

 Penutup
            Pembelajaran ekonomi terutama yang berkaitan dengan materi yang membutuhkan pemecahan masalah (studi kasus), tentu sangat penting melibatkan peran siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Tidak hanya ketuntasan materi semata yang diharapkan, namun esensi dan kebermaknaan dalam proses menemukan suatu solusi merupakan nilai yang sangat berharga. Siswa dilatih untuk bekerjasama, berfikir kritis, menggali ide, mengemukakan pendapat, leadership dan bagaimana menemukan solusi dalam memecahkan masalah. Benang merahnya adalah proses dalam menyelesaikan suatu kasus atau permasalahan yang dihadapi akan melahirkan watak atau karakter seorang wirausaha. Seorang wirausaha akan menghadapi berbagai gejolak dan permasalahan dalam kehidupan nyata. Oleh sebab itu seorang wirausaha harus memiliki watak atau karakter wirausaha. Dan karakter wirausaha ini bisa dimiliki oleh siapapun bahkan yang bukan seorang wirausaha. Untuk memiliki karakter wirausaha bisa melaui latihan serta belajar langsung. Setiap individu memiliki peluang untuk menjadi seorang wirausaha asalkan menyukai pembaharuan, tantangan dan perubahan.
Tidak ada kata terlalu dini untuk menuntut ilmu..
Pembelajar sejati adalah mereka yang haus akan ilmu, dan berusaha mengamalkan ilmunya.
Pepatah klasik yang sering kita dengar " Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina".., tentu bukan karena jauh letaknya, tapi negeri cina menyimpan sejuta kekayaan budaya, serta semangat masyarakatnya yang luar biasa, yang bisa kita teladani.